SENI BUDAYA DAYAK....anda diperbolehkan mengambil tulisan di blog ini dengan ketentuan tidak menggunakannya untuk sesuatu yang melanggar hukum, jika ketentuan ini dilanggar maka anda dapat dituntut secara hukum yang berlaku di wilayah atau teritori indonesia. silakan isi buku tamu untuk konfirmasi dan tinggalkan kritik atau saran anda untuk pengembangan pembelajaran dalam menyoroti perkembangan seni budaya dayak di kalimantan, khususnya di kalimantan barat. terimakasih

TRANSLATER

Kesenian dalam Pemikiran Orang Dayak

Minggu, 22 Agustus 2010 Label:

http://www.kalbar.us/showthread.php?3426-gambar-foto-foto-suku-dayak&p=14097
Suku Dayak atau urakng Dayak adalah penduduk asli yang sebagian besar menghuni daerah pedalaman Kalimantan. Wilayah pemukimannya meliputi seluruh pulau Kalimantan, yaitu Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan. Disamping itu mereka mendiami Kalimantan Utara yang kini menjadi wilayah federasi Malaysia dan Kesultanan Brunai Darusalam. Sub suku Dayak yang mendiami daerah itu adalah Dayak Murut yang mendiami daerah Malaysia Timur, bagian Sabah dan bagian utara Kalimantan Timur.1.

Nama Dayak adalah nama bagi penduduk lain yang tidak beragama Islam.2. Nama ini terkadang digunakan untuk membedakan suku yang hidup di daerah pedalaman dengan suku Melayu yang mendiami daerah pesisir. Disamping itu ada pula orang Dayak yang beragama Islam, namun mereka tetap disebut Melayu, sehingga nama Dayak sering digunakan untuk membedakan suku asli yang masih memeluk agama asli (Kaharingan), Protestan dan Katholik, dengan masyarakat yang memeluk agama Islam.

Suku Dayak termasuk dalam rumpun bangsa Austronesia yang berimigrasi ke Asia Tenggara antara tahun 2500 SM-1500 SM. Migrasi tersebut dimulai dari beberapa daerah disekitar Yunnan, yaitu daerah Cina Selatan, sungai Yang Tse Kiang, Mekhong dan Menan. Mereka menuju Indonesia melalui Malaysia Barat kemudian menyebar ke Sumatera, Jawa, Bali dan sebagian ke Kalimantan yang termasuk dalam ras Mongoloid atau mempunyai kecocokan dengan ciri-ciri ras tersebut.3.


http://www.kalbar.us/showthread.php?3426-gambar-foto-foto-suku-dayak&p=14097
Migrasi suku Dayak berlangsung dalam kurun waktu yang panjang dan dibedakan menjadi Proto-Melayu (Melayu tua) dan Deutro-Melayu (Melayu muda) untuk menunjukkan gelombang perpindahan mereka. Gelombang pertama berlangsung sekitar tahun 300 SM atau zaman Neolithikum. Gelombang kedua setelah berbudaya logam yang kemudian dikenal dengan suku Dayak.4.


http://www.kalbar.us/showthread.php?3426-gambar-foto-foto-suku-dayak&p=14097
Masyarakat Dayak memiliki berbagai tatanan kehidupan atau adat istiadat yang dijalankan. Segala sesuatu yang berkaitan dengan adat istiadat merupakan wujud ideal dari kebudayaan yang dipegang teguh dalam kehidupan sehari-hari. Ia merupakan sistem kebudayaan yang di dalamnya terdapat sistem norma dan sistem hukum yang menjadi pedoman hidup masyarakatnya. Mereka menganggap sistem budaya yang mereka miliki mempunyai nilai tinggi, berharga, bermakna, penting untuk dihayati dan dijalankan dalam kehidupan. Masyarakat Dayak juga memiliki konsep ketuhanan, kearifan mengelola hutan dengan cara tradisional, dan kesenian sebagai hasil dari penuangan rasa estetis religius. Semua itu dianggap sebagai warisan berharga yang harus dipertahankan dan diwariskan kembali kepada generasi berikutnya.


http://www.kalbar.us/showthread.php?3426-gambar-foto-foto-suku-dayak&p=14097
Kesenian merupakan bagian penting dalam sebuah upacara. Ia tidak hanya mempunyai peranan dalam kehidupan, tetapi mengandung nilai-nilai religius masyarakat sesuai dengan adat dan kepercayaan yang dianut masyarakat Dayak. Arti pentingkesenian bukan hanya terbatas pada pemenuhan kepuasan estetis (hiburan) dan penggambaran budaya, namun dipercaya mempunyai fungsi, simbol, dan nilai budaya sesuai dengan posisinya sebagai wadah kreativitas dan intelektualitas masyarakat. Hal ini karena kesenian mencakup pengertian proses pengintegrasian unsur-unsur tradisional.5. Artinya unsur-unsur tradisi dalam kehidupan masyarakat Dayak digambarkan dalam kesenian yang mereka miliki dan dianggap mengandung simbol tertentu sebagai refleksi kehidupan yang mereka jalani. Ia merupakan pengungkapan nilai estetis dan ekspresi emosional sesuai dengan lingkup budayanya.

http://www.kalbar.us/showthread.php?3426-gambar-foto-foto-suku-dayak&p=14097
Kesenian dalam masyarakat Dayak merupakan salah satu unsur budaya yang lahir dari proses intelektualitas dan dimaknai bersama oleh masyarakat pemiliknya. Ia merupakan produk budaya yang lahir dari kebersamaan sosial yang bersifat kolektif. Ia juga merupakan wadah kreativitas masyarakat dengan berpatokan pada nilai-nilai estetis yang di dalamnya terdapat sistem pemaknaan bersama. Hal ini karena kesenian masyarkat Dayak merupakan hasil dari proses sosial dan bukan proses perorangan. Artinya walau musik tersebut diciptakan oleh satu orang, namun dalam perkembangannya ia mengalami perubahan akibat tingkah laku masyarakat secara kolektif terhadap musik tersebut, maka secara otomatis mengalami pemaknaan secara kolektif pula, sesuai dengan sifat masyarakat pendukungnya. Kedekatan seni dengan kehidupan masyarakat Dayak Kanayatn dapat dikatakan mempengaruhi seseorang untuk menginterpretasikan sesuatu yang dirasakan dan diyakini, atau sebagai wadah apresiatif yang berhubungan dengan kehidupan. Ia merupakan pengungkapan simbol, nilai, dan fungsi, sehingga ketiga unsur tersebut dapat menunjang keberadaan kesenian dan memberikan makna khusus bagi kehidupan masyarakat.

http://www.kalbar.us/showthread.php?3426-gambar-foto-foto-suku-dayak&p=14097
Kesenian dalam masyarkat Dayak dipandang erat kaitannya dengan konteks aktivitas budaya yang dilaksanakan.6. Ia merupakan realisasi sebuah konsep perilaku dan pemikiran masyarakat sesuai dengan adat dan tradisi yang berlaku, sehingga segala yang terkandung di dalamnya merupakan transpormasi nilai kehidupan masyarakat pemiliknya.

Kepustakaan

1. Mikhail Coomans, Manusia Dayak: Dahulu, Sekarang, Masa Depan (Jakarta: Gramedia, 1987), p. 53.

2. Ibid, p. 2.

3. Paulus Florus, ed., Kebudayaan Dayak: Aktualisasi dan Transpormasi (Pontianak: Institut Dayakologi, cetakan ke-2, 2005), p. 86.

4. Ibid., pp. 86-87.

5. Umar Kayam, Seni, Tradisi, Masyarakat (Jakarta: Sinar Harapan, 1981), p. 58.

6. Krismus Purba, Opera Batak Tilhang Serindo: Pengikat Budaya Masyarakat Batak Toba di Jakarta (Yogyakarta: Kalika, 2002), p. 201.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Banua Dayak © 2010 | Designed by My Blogger Themes | Blogger Template by Blog Zone